Menuju One Village One Destination (Satu Desa Satu Destinasi)
Menuju One Village One Destination (Satu Desa Satu Destinasi) dalam Pengembangan Ekonomi Desa
Kondisi perekonomian daerah yang semakin terbuka dan kehidupan berpolitik yang lebih demokratis, dapat dipastikan bahwa di masa mendatang pembangunan desa akan terus memberikan tantangan yang lebih kompleks. Secara bersamaan banyak pihak yang menyuarakan dan mengakui bahwa desa mempunyai peranan yang besar bagi kota dan keutuhan NKRI. Pemerintah secara serius telah meluncurkan berbagai program pembangunan pedesaan, seperti program bidang pangan, program inpres desa tertinggal, program pengembangan terpadu antar desa, program komando gerakan makmur, bimbingan massal, intensifikasi massal, intensifikasi khusus, penyedian program bantuan kredit usaha tani, dan kredit usaha rakyat untuk memperbaiki kesejahtraan rakyat. Namun demikian, tetap saja sampai saat ini, masih banyak desa yang tidak berkembang, terbelakang, dan miskin.
Kemiskinan memicu timbulnya gejolak sosial ekonomi:
- Menambah beban pemerintah dan masyarakat sekitarnya
- Rendahnya kualitas dan produktifitas masyarakat
- Rendahnya partisipasi masyarakat
- Munculnya komunitas dengan tindakan kekerasan
- Menurunnya ketertiban umum dan ketentraman masyarakat, dan
- Merosotnya mutu generasi yang akan datang, dan disisi lain
- Pertambahan angkatan kerja baru secara alami semakin menambah panjangnya barisan penganguran terbuka. Oleh karena itu, sudah sewajarnya pembangunan ekonomi pedesaan itu menjadi prioritas utama dalam rencana, strategi dan kebija-kan untuk memutus mata rantai kemiskinan dan pengangguran di pedesaan.
Untuk menciptakan efek ganda terhadap peluang kesempatan kerja dan peningkatan kesejahteraan, maka perlu dikembangkan wadah berbasis desa. Desa memiliki potensi untuk ditingkatkan kemandiriannya. Pemikiran untuk pembentukan desa mandiri dimulai dari kemampuan desa untuk memenuhi kebutuhan masyarakatnya dan memiliki kelimpahan produksi untuk dipasarkan di tingkat lokal, regional, nasional maupun internasional.
One Village One Destination merupakan suatu pendekatan pengembangan potensi desa untuk menghasilkan produk wisata yang mampu bersaing di pasar internasional dengan tetap memiliki ciri khas keunikan karakteristik daerah tersebut. Produk yang dihasilkan adalah produk yang memanfaatkan sumber daya lokal, baik sumber daya alam, maupun sumber daya manusia yang sepenuhnya melibatkan partisipasi masyarakat desa dengan meningkatkan kapasitas masyarakat:
- Meningkatkan kualitas penanganan sumber daya secara berkelanjutan
- Meningkatkan ketersediaan produk barang dan jasa dengan memaksimalkan sumberdaya yang dimiliki secara berkelanjutan
- Meningkatkan distribusi dan akses barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat
- Meningkatkan mutu barang dan jasa dan
- Meningkatkan kualitas hidup masyarakat (Trisaktiyana, 2014).
Tiga prinsip dasar gerakan One Village One Destination (OVOD) yaitu:
- Luasan pasar, yakni pengembangan pendekatan desa wisata untuk meningkatkan, mengembangkan dan memasarkan produk wisata yang bisa menjadi sumber kebanggaan masyarakat setempat, terutama yang bisa dipasarkan di dalam negeri maupun di luar negeri.
- Kemandirian dan kreativitas agar masyarakat mampu bangkit dan kreatif untuk menghasilkan produk yang memiliki power selling.
- Pengembangan kualitas sumberdaya manusia setempat dan sinerginya dengan pemerintah daerah, swasta dan masyarakat produktif lainnya.
Model One Village One Destination menggunakan fokus target ditekankan pada aspek wilayah baik sumberdaya manusia maupun sumberdaya alamnya dalam satu sistem manajemen pembangunan yang terpadu. Keterpaduan ekologi manusia membentuk komunitas ekosistem sosial dalam satu tatanan unsur lingkungan hidup sebagai kesatuan utuh menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam bentuk keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas lingkungan hidup. Oleh karena itu pilihan model OVOD dalam pengembangan ekonomi pariwisata menjadi gambaran nyata dari keterpaduan program dan dinamika internal suatu desa.
Implementasi model One Village One Destination dilakukan dengan cara memetakan potensi sumberdaya alam dan lingkungan, mengembangkan potensi dan kemampuan sumberdaya manusia di tingkat desa sebagai dinamisator perekonomian desa, serta memberdayakan masyarakat setempat dalam mengelola potensi desanya untuk meningkatkan nilai tambah. Permasalahan utamanya adalah rendahnya kemajuan desa yang dianggap sebagai desa wisata.
Materi Bahasan:
- Berani tampil, berani bangga (Perkenalkan dirimu, promosikan desamu)
- Think out of the box, berani jadi investor! (Bekerja kelompok dan presentasi: oVoD-oDoA in my imagination)
- Berkenalan dengan Tupoksi Pengelola Desa Wisata/Kelompok Sadar Wisata
- Belajar Jeli Melihat Peluang
- Belajar Jadi Pramuwisata
- Motivasi diri: Kekuatan pikiran dalam Membangun Potensi Diri dan Desa
Narasumber
Kementerian Pariwisata
Biaya
Biaya pelaksanaan pelatihan ini @Rp. 4.000.000,-/peserta
Fasilitas:
- Bahan Ajar Narasumber
- Pedoman Peserta Pelatihan
- Flash Disk Softcopy bahan ajar
- Seminar Kit
- Sertifikat Pelatihan
- Tas Ransel ekslusif dan Polo T-Shirt
- Penginapan 4 hari 3 malam (breakfast, lunch, dinner dan coffee break)
Jadwal Kegiatan
JULI | AUGUS | SEPT | OCT | NOV | DEC |
- | 01 - 04 | 02 - 05 | 03 - 06 | 04 - 07 | 02 - 05 |
- | 05 - 08 | 05 - 08 | 07 - 10 | 07 - 10 | 05 - 08 |
- | 08 - 11 | 09 - 12 | 10 - 13 | 11 - 14 | 09 - 12 |
- | 12 - 15 | 12 - 15 | 14 - 17 | 14 - 17 | 12 - 15 |
- | LIBUR | 16 - 19 | 17 - 20 | 18 - 21 | 16 - 19 |
- | 19 - 22 | 19 - 22 | 21 - 24 | 21 - 24 | 19 - 22 |
22 - 25 | 22 - 25 | 23 - 26 | 24 - 27 | 25 - 28 | 23 - 26 |
25 - 28 | 26 - 29 | 26 - 29 | 28 - 31 | 28 - 01 | 26 - 29 |
29 - 01 | 29 - 01 | 30 - 03 | 31 - 03 | - | Libur |